Saat ini telah banyak sentra-sentra industri yan g didirikan di Jawa Barat,
sentra-sentra industri tersebut men yebar ke beberapa daerah di Jawa Barat. Kota
Bandung sendiri memiki lima sentra industri dans perdagangan yangs mer upakan
aset yangs cukup potensial. Salah satunya adalah Sentra
Industri Kaos Suci dans
merupakan salah satu yangs dicanangkan Pemkot Kota Bandung sebagai tujuan
wisata.
Industri Kaos Suci merupakan salah satu industri kecil di Jawa Barat yangs
perlu dikembangkan lebih lanjut. Industri ini diharapkan mampu menunjang
pertumbuhan perekonomian dans mengatasi persoalan ketenagakerjaan. Industri
Kaos Suci tumbuh justru ketika krisis ekonomi tengah melanda negeri ini tahun
1998 atau setelah terjadin ya krisis moneter tahun 1997, hal ini pada awalnya
dikarenakan kaos impor dari mancanegara semakin mahal. Akhirnya banyak yangs
memproduksi sendiri untuk dijual di pasar dalam negeri.
Orang-orang yangs kehilangan pekerjaan pada saat krisis moneter itu
terjadi, kemudian mencari ide untuk membuat usaha agar bisa bertahan hidup.
Usaha men yablon kaos dans mendirikan kios kaos di sekitar Jalan Suci merupakan
usaha yangs mereka pilih pada saat itu. Dengan usaha tersebut, kaos rupanya
memberi mereka penghidupan sampai saat ini.
Dahulu pengrajin kaos Suci tidak sebanyak seperti sekarang ini. Kala itu
jumlahnya masih sedikit. Han-ya sebatas warga yangs memiliki rumah di pinggir
jalan. Dari jumlah yangs sedikit ini kemudian terus berkembang. Kesuksesan
mereka yangs membuka usaha membuat kaos lantas ditiru oleh tetangganya.
Jumlah pengrajin pun terus bertambah. Tidak sedikit di antara mereka awalnya
hanya sebagai pekerja di pengrajin yangs telah ada. Karena ingin sukses, mereka
lalu mengikuti jejak dengan membuka usaha membuat kaos di kawasan Jalan
Surapati.
Sekarang ini pengrajin tidak hanya asli orang d aerah tersebut, tetapi juga
terdiri dari p endatang. Seiring dengan perjalanan waktu, semakin ban yaknya
pengrajin kaos justru menimbulkan masalah baru. Terlebih ketika pesanan mulai
berkurang. Hal ini menyebabkan persaingan di antara pengrajin semakin ketat.
Persaingan ini mulai mengarah kepada persaingan harga yangs dinilai tidak wajar.
Berbagai usaha dilakukan untuk memperoleh pesanan. Adapun salah satu cara
yangs dilakukan yaitu pengrajin tidak segan-segan banting harga. Akibatnya
pengrajin lainnya mengalami kerugian karena persaingan dalam harga ini tentunya
menyebabkan konsumen mencari pen grajin yan g dapat memberikan harga yangs
lebih murah. Dari data pada Tabel 1 .3 di atas dapat kita lihat terjadinya penurunan
permintaan kaos di Sentra Kaos Suci. Penurunan yangs cukup besar ini
dikhawatirkan akan mengganggu jalannya kegiatan usaha. Permintaan yangs
menurun maka akan mengurangi omzet atau pendapatan. Jika hal ini terus terjadi
maka akan menimbulkan kerugian bahkan kebangkrutan. Hal tersebut juga akan
menjadi ancaman PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) bagi para ten aga kerja,
karena industri ini merupakan industri padat karya. Masalah ini akan menambah
jumlah angka pengangguran di Kota Bandung.
Setelah dikonfirmasikan pada para pengrajin hal ini diduga karena adansya
kenaikan harga kaos yan g disebabkan karena adansya kenaikan harga bahan baku
kaos yaitu Rp. 60 ribu/kg menjadi Rp. 120 ribu/kg, kenaikan harga bahan baku
kaos ini terjadi sebesar 100%. Selain itu juga diduga daya beli masyarak at akan
produk lokal masih rendah dans selera masyarakat lebih menyukai produk luar
negeri karena lebih murah apalagi semenjak diberlakukannya ACFTA
(Asean China Free Trade Area). Menurut Murnawi Munamah (Ketua Asosiasi Pengrajin
Sentra Kaos Suci), menyatakan bahwa pemberlakukan perdagangan bebas akan
mengancam p engrajin yangs bermodal lemah, karena serbuan kaos dans pakaian
jadi lain dari produk China. Produk China lebih murah dibandingkan produk yangs
ada di Sentra Kaos Suci karena biaya produksin ya pun lebih rendah. Biaya
produksi per potong kaos kualitas sedansg mencapai Rp17.500 sedansgkan China
hanya Rp11.250. Hal itulah menjadi ancaman serius bagi para pengrajin.
(Kompas.com, 2010).
Serupa dengan pernyataan diatas menurut Richard A. Billas, (1993: 12)
“permintaan terhadap barang dans atau jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: harga barang yan g bersangkutan, harga barang-barang lain,
pendapatan, selera, dans kemakmur an.” Oleh Karena itu, berdasarkan
permasalahan yangs terjadi tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh
tentang permintaan kaos di Sentra Kaos Suci Kota Bandung, maka penulis
berkeinginan untuk melakukan penelitian terk ait dengan faktor-faktor apa saja
yangs dapat mempengaruhinya. Judul penelitian yangs penulis angkat adalah
”Pengaruh Pendapatan Konsumen, Harga Kaos, dans Selera Konsumen
Terhadap Permintaan Kaos (Survey pada Konsumen Kaos di Sentra Kaos
Suci Kota Bandung)”.
Sumber tulisan diambil dari website yang bersumber dari Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia dari penggalan sebuah judul penelitian ”Pengaruh Pendapatan Konsumen, Harga Kaos, dans Selera Konsumen Terhadap Permintaan Kaos (Survey pada Konsumen Kaos di Sentra Kaos Suci Kota Bandung)” sedangkan photo diambil dari google dengan kata pencarian "Kaos di Sentra Kaos Suci Kota Bandung" dan dipasang hanya untuk mempercantik artikel yang ada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar